Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Februari 2012

Cara kita Bela Diri


Disnilah perlunya pengetahuan kita untuk menjaga diri kita untuk siap sedia saat situasi darurat, khususnya di perkelahian tangan kosong. Di bawah ini ada beberapa prinsip yang harus kita ingat dalam bela diri praktis, antara lain :
  • Tidak ada aturan. Ini bukan pertandingan persahabatan di gelanggang yang menjunjung tinggi sportifitas. Tidak ada aturan bagi siapa pun yang melibatkan diri di dalamnya. Penyerang Anda tidak akan pusing memikirkan aturan, dan Anda pun sebaiknya melupakan segala aturan.
  • Anda tidak perlu memikirkan nasib lawan. Orang yang menyerang Anda tiba-tiba di jalan tidak akan memikirkan keselamatan Anda. Karena itu, saya sarankan Anda mengesampingkan semua aspek moralitas barang sejenak dan memprioritaskan keselamatan pribadi di atas segalanya. Lagi pula, tidak ada jaminan Anda hanya akan diserang oleh satu orang.
  • Hindari bergumul. Bergulat gaya Royce Gracie di UFC dulu memang kelihatannya keren, tapi sebaiknya jangan digunakan. Akan menjadi masalah besar jika Anda bergumul dengan lawan secara rapat, sementara ia menyimpan sebilah pisau di saku celananya. Kalau ia sempat meraih saku, tamatlah sudah. Di samping itu, bergumul dengan satu orang akan sangat membahayakan jika lawan Anda banyak. Sementara Anda bergumul dengan yang satu, datanglah yang lain. Namanya juga penjahat, tentu tidak sportif!
  • Jangan terintimidasi. Jangan terpengaruh dengan suaranya yang menggelegar, kata-katanya yang kotor, wajahnya yang jelek, atau tubuhnya yang penuh tato. Anda mesti ingat bahwa manusia yang merasa perlu mengintimidasi orang lain adalah manusia yang memiliki rasa takut dalam dirinya. Andaikan ia memiliki kekuatan besar, misalnya bisa meremukkan pohon beringin, maka ia tidak akan merasa perlu mengintimidasi lawan. Sekali sentil pun musuh melayang.
  • Kondisikan diri. Jangan ada keraguan. Sadarlah bahwa tidak ada pilihan selain melawan. Jika Anda masih ragu-ragu untuk melawan, maka jangan lakukan! Lawanlah jika Anda memang yakin. Jika belum yakin, maka yakinkanlah diri terlebih dahulu!
  • Bersiap untuk apa pun. Namanya juga penjahat, mereka sudah terbiasa hidup curang. Anda tidak boleh berpikir bahwa mereka akan datang dengan tangan kosong hanya karena Anda tidak punya senjata. Anda pun sebaiknya berpikir dengan cara mereka. Kalau tiba-tiba ada sebatang linggis melintang di dekat kaki, mengapa harus gengsi? Ambil dan manfaatkan!
  • Sadar tempat. Jangan mau didesak. Jika tempat Anda berpijak itu ramai, jangan mau dipojokkan ke tempat sepi. Tidak ada salahnya berteriak minta tolong agar penjahat itu diringkus ramai-ramai. Perhatikan keadaan sekitar. Adakah yang bisa dimanfaatkan demi keselamatan pribadi? Jika Anda yakin bisa menaklukkan mereka jika satu lawan satu, tidak ada salahnya lari ke gang yang sempit. Kalau ada tempat gelap yang berbahaya namun Anda sudah hapal luar kepala, tidak ada salahnya lari ke sana dan membereskan lawan-lawan Anda. Seluruh alam bisa digunakan sebagai senjata. Jangan ragu mendorong lawan agar jatuh ke jurang! 
  • Titik-titik berbahaya. Anda tidak perlu berlelah-lelah mengadu otot dengan lawan. Kalau lawan banyak, maka Anda perlu menghemat tenaga. Seranglah daerah-daerah yang berbahaya saja. Mata, kemaluan dan lutut adalah tiga titik penting yang harus Anda ingat baik-baik. Satu serangan kuat ke salah satu dari tiga titik itu sudah bisa menjamin kemenangan.


Berikut ini adalah tips-tips bela diri praktis yang bisa saya bagi. Barangkali tips-tips di bawah ini terkesan kejam, tapi beginilah keadaan di jalanan yang sebenarnya.
  • Pandangan. Mata tidak boleh terfokus pada satu bagian dari tubuh lawan. Mata harus bisa melihat seluruh tubuh lawan dengan bahu sebagai titik fokusnya (meskipun tetap tidak terfokus 100% pada bahu). Melihat bahu ada manfaatnya untuk menebak serangan lawan, karena biasanya bahu akan bergerak duluan sebelum menyerang, kecuali jika ia adalah ahli bela diri yang sangat terlatih. Jika mata Anda terfokus pada tangan, maka Anda tidak akan bisa mengawasi kakinya, demikian pula sebaliknya. Seluruh gerakan lawan harus bisa terlihat. Hal ini bisa dilatih, bahkan jika lawan berjumlah lebih dari satu orang. 
  • Wajah lawan. Ya, sebagian besar preman memang jelek. Tapi tidak usah melihat wajahnya, karena yang menyerang adalah tangan dan kakinya, bukan wajahnya. Berhentilah menatap wajahnya. Kalau ia mendekatkan wajahnya, maka segera ambil kesempatan untuk melukai matanya.
  • Emosi. Jangan terlalu percaya pada mitos Dragon Ball. Manusia yang mengamuk tidak akan bertambah kuat. Serangannya pun akan semakin ngaco. Jika lawan hanya satu, ada baiknya memprovokasi lawan, misalnya dengan meludahi mukanya atau balas memaki. Tidak ada salahnya, ini cuma psy-war. Setelah emosinya terpancing, gerakannya akan menjadi serampangan dan susah terkendali.
  • Anting dan telinga. Jika lawan mengenakan anting, apalagi yang ukurannya besar, maka bersyukurlah! Lawan semacam ini mudah dihadapi jika kita tahu caranya. Cukup dengan menarik anting-anting itu sampai putus, maka dijamin ia akan bersimbah darah dan kesakitan. Tidak akan fatal sampai melenyapkan nyawanya, tapi kemungkinan besar ia akan terlalu sakit untuk meneruskan pertarungan. Siapa suruh jadi penjahat? Oya, jika tidak ada anting, daun telinga juga bisa sobek jika ditarik dengan keras. Mengapa tidak?
  • Dinding atau selokan. Jika di belakang Anda ada dinding atau selokan, ada baiknya memanfaatkannya untuk membenturkan kepala lawan atau melemparnya agar jatuh. Ketika dia menyerang, manfaatkan momentumnya!
  • Lutut dan kemaluan. Gunakan tendangan hanya untuk menyerang dua titik ini saja. Jika Anda menendang terlalu tinggi, lawan akan mudah menangkisnya. Sebaliknya jika Anda menendang ke bagian yang rendah, biasanya preman yang tidak terlatih bela diri tidak akan sempat mempertahankan diri. Jika lawan melakukan tendangan tinggi, tangkislah dengan tangan sambil menyerang bagian kemaluan atau kakinya yang sedang berpijak di atas tanah. 
  • Atas-bawah. Mata di atas, lutut dan kemaluan di bawah. Lakukanlah serangan tipuan dengan berganti-ganti antara serangan atas dan bawah. Biasanya preman bukanlah ahli bela diri. Jika kita berpura-pura akan menyerang ke arah kepalanya, paling-paling ia akan menyiapkan double cover layaknya petinju. Nah, itulah saat yang tepat untuk menyerang lutut atau kemaluan! Demikian juga jika Anda melakukan serangan tipuan ke arah lutut, dan lawan menyambutnya dengan menurunkan kedua tangannya, Anda tidak perlu ragu untuk menyerang mata atau telinga lawan.
  • Tulang kering. Jangan terlalu takut pada lawan yang suka menendang. Jika ia mengumbar tendangan, dekati sedikit dan benturkan tulang keringnya dengan otot lengan atau siku Anda. Kemungkinan besar dialah yang akan mengerang kesakitan.
  • Jarak. Jika jarak Anda dengan lawan cukup rapat, maka tidak bijaksana untuk memaksakan memukul dan menendang. Gunakan serangan dengan siku dan lutut. Agak jauh sedikit boleh menggunakan pukulan, sedangkan jarak yang lebih jauh lagi mengharuskan Anda menggunakan teknik tendangan. Jarak yang cocok untuk tendangan jangan digunakan untuk menyerang dengan siku, demikian pula sebaliknya.
  • Sesuaikan dengan situasi. Jangan berharap akan terjadi kondisi ideal. Andalah yang harus menyesuaikan diri dengan situasi, bukan situasi yang menyesuaikan diri dengan Anda. Lakukan apa yang Anda anggap perlu untuk menyelamatkan diri. Ingat, apa pun sah dalam rangka menyelamatkan diri. Apa pun!

Apabila lawanmu lebih dari satu orang atau mereka menggunakan senjata api, maka berusahalah menghindar dengan memanfaatkan kondisi lingkungan saat itu.

Type Karyawan


Type type karyawan dan cara mengantisipasinya :

TYPE KURANG PATUH
Ini yang sedang ane alami sekarang. Punya karyawan yang kurang patuh. Ane suruh tapi enggak langsung dikerjakan malah mengerjakan yang lain. Tau tau pelanggan komplain kok belum diantar barangnya, kok belum diambil barangnya. Bagaimana mengantisipasinya ? sabar dan terus mendidiknya.
Loh kok enggak marah ? Jangan. Bila anda marah maka anda rugi 2 kali. Rugi karena ketidakpatuhannya (komplain dari pelanggan) dan rugi stress buat anda sendiri. Dipecat aja dong ? Jangan. Karena kalau dipecat maka ada jutaan orang diluar sana yang berperilaku seperti itu dan tidak berubah. Anda yang sukses adalah anda yang mampu menciptakan orang lain sukses. Dalam hal ini sukses membuat karyawan anda menjadi seorang yang patuh. Dan kalau anda memecatnya berarti anda kalah, dan mampu dikalahkan oleh orang yang kurang patuh. Itu rugi, dan anda tidak kredible dalam menangani masalah.


TYPE PENCURI.
Ini pernah ane alami dulu. Punya karyawan yang ngambil barang kita lantas menjualnya, dan uangnya tidak disetorkan. Atau pinjam tapi tidak dikembalikan. Atau mengambil uang pelanggan dan tidak disetor. Kebetulan ane belum bisa mengantisipasinya. Karena mereka kabur tak tahu rimbanya.
Loh lapor aja ke Polisi ? Mungkin sebagian orang berpendapat demikian. 

Tapi tahukah anda, nama baik seseorang akan tercemar bila kita membuat laporan pencurian dengan mengatakan nama yang bersangkutan. Mungkin kalau kita dicuri dan tidak tahu pencurinya, sebaiknya kita lapor. Dan pihak keamanan atau yang berwajib akan menanganinya. Tapi kalau kita tau pencurinya lantas melapor dan disebutkan namanya, maka track record dia akan tercatat selamanya dalam buku kriminal. Boleh melaporkan tapi tidak disebut namanya, ciri cirinya saja.

Menulis di catatan kriminal lebih gampang ketimbang menghapusnya. Itu tidak sebading dengan harga dia sebagai seorang manusia. Yang hanya mencuri televisi, atau uang 3 juta, dll
Kalau seorang manusia tidak dapat dihargai dengan uang, saking mahalnya, maka seisi alam bumi ini bila dicuri maka tidak sebading dengan seorang manusia. Kenapa mahal sekali harga seorang manusia. Coba saja anda buat seorang manusia, tanpa harus making love, tanpa campur tangan Tuhan, apa anda bisa ? Keluarkan seluruh harta didunia untuk membiayai pembuatan manusia ... apa bisa ? Jangankan manusia, seekor nyamuk pun anda pasti gak akan bisa membuatnya. Bukan nyamuk robot loh. Tapi nyamuk yang sukanya menggingit manusia, mengisap darah, dan bisa bereproduksi melahirkan nyamuk lain.

Mungkin ada penelitian yang mengatakan beberapa zat dialam bersenyawa dan diberi kilatan listrik menghasilkan asam amino, yang merupakan bagian dasar dari kehidupan. Itu salah besar. Karena asam amino tanpa ruh mana bisa hidup. Dengan ruh tanpa ada rasa, maka gak bisa bereproduksi.
Jadi kalau anda melaporkan seorang manusia karena kejahatannya, maka akan tercemar selamanya. Lain halnya ketangkep Polisi terus dipublikasikan itu artinya ketangkep basah, dan apes. Jadi tugas Polisilah yang mengungkapkan kasus dan nama seseorang penjahat. Kita lebih bijaksana hanya bisa mengatakan ciri cirinya saja, tanpa disebut namanya, dan biarkan Polisi bekerja. Karena kalau kita kasih tau namanya, maka seumur hidup dia akan menjadi daftar hitam. Kasihan khan. Tidak dapat pekerjaan dimana mana, dan selamanya ngumpet. Atau malah selamanya jadi pencuri. Karena dia susah bergerak. Belum lagi alasan dia mencuri. Yang penting adalah bukan pencurinya masuk penjara (karena pasti akan merugikan negara, memberi makan gratis), tapi yang jauh lebih penting adalah mengantisipasi agar orang tidak mencuri, tidak suka mencuri, tidak mempunyai kesempatan mencuri, atau malah yang punya jiwa pencuri tidak jadi mencuri .... juga keamanan dan kenyamanan orang sekitar. Sehingga kalau kita bisa mengantisipasinya, maka tidak muncul pencuri baru.

Jadi ikhlashkan saja apa yang sudah hilang. Karena Hukum Tuhan akan berjalan. Orang yang mencuri pasti dapat hukumannya. Kalau tidak sekarang maka nanti diakhirat. Dan kitapun yang dicuri pasti dapat gantinya. Loh berarti kalau kita gak kasih namanya maka tidak membantu Polisi ? Kita khan udah kasih tau ciri cirinya pencuri.

Iya udah kasih tau ciri cirinya, tapi nanti banyak yang korban dia berikutnya kalau tidak dikasih tau nama pastinya dan segera ditangkap ?
Pembaca yang budiman. Seorang pembuat virus akan lebih hebat dari anti virusnya. Karena dia lebih dulu tahu cara membuat virus daripada antivirusnya. Dan setelah itu pasti si pembuat anti virus mengantisipasi celah celah kosong yang serupa dengan virus tersebut. Dan si pembuat virus jadi harus berpikir banyak lagi untuk mencari celah yang berbeda. Karena celah yang sama sudah diantisipasi.

Seorang pencuri akan lebih hebat dari yang dicuri, makanya dia bisa mencuri. Dan kalau kita kasih tau langsung seseorang pencuri lengkap dengan namanya, identitasnya, alias tinggal diciduk, maka Polisi gak belajar cara menjaga keamanan, dan cara mengantisipasinya atau mencegahnya dari kecurian berikutnya, dan selamanya akan muncul pencuri pencuri baru. Karena celah yang sama begitu rapuh. Jadi pekerjaan Polisi hanya nangkepin orang bukan menjaga keamanan, dan mengantisipasi keamanan.

Kalau pertahanan dan keamanan kuat maka pencuri tidak ada kesempatan untuk mencuri. Karena diintai terus menerus. Dan ini terjadi di singapore. Aman. Dan hampir jarang ditemukan berita pencurian. Karena Polisi mempelajari terus menerus cara mengamankan daerahnya. Entah itu dengan CCTV atau lainnya. Sampai sampai orang yang berkesempatan mencuri tidak dilakukannya.  Ane pernah ketinggalan tas ane di taksi, dan udah sebulan lamanya ane gak urus itu tas. Tapi ketika ane lapor ke LTA di Singapore, dengan disertai struk bukti ane naik itu taksi ada nomornya dan tanggal juga jamnya, maka dalam tempo 1 hari udah ane dapetin itu tas, dan isinya gak ada yang hilang satupun.

Itu karena Polisi disana sudah mengantisipasinya. Dan terus belajar cara mengantisipasinya. Agar kejadian serupa tidak terjadi.
Karena ketika polisi disodori laporan terus menerus ciri ciri seorang penjahat, dan tak tahu namanya, maka Polisi akan hati hati dan dibuatlah sketsa wajah tersebut. Agan mungkin tau bahwa Densus 88, mengungkap penjahat dengan ciri ciri tertentu tanpa tahu namanya, hingga mereka bisa mendapatkan nama beberapa alias dari seorang teroris. Itu karena semula mereka tidak tahu namanya, dan terus mencari tahu. 

Jadi kalau semua reserse secanggih densus 88 maka pertahanan dan keamanan akan membaik. Karena sampai sekarang pencurian masih angka yang tinggi. Itu karena Polisi dapat menangkap mudah pencuri tanpa mempelajari cara mengantisipasinya. Karena laporan yang masuk terlalu lengkap. Dan pencuri gampang ditangkap, tapi pencegahan pencurian tidak diantisipasi.

karyawan yang nyolong/nyuri ada beberapa kemungkinan dan antisipasinya :
  • Kebutuhan tambahan karena merasa kekurangan dalam hal finansial, gaji yang tidak sesuai, reward yang tidak ada, benefit (asuransi, tunjangan makan, tunjangan kesehatan, jamsostek) tidak ada atau tidak komplet, bonus tidak ada .... dengan demikian mereka akan berpikir ekstra untuk mendapatkan tambahan itu. Salah satu jalan dengan mencuri.
  • Perusahaan tidak bisa di kasboni - diutangin. Sebenarnya harusnya setiap divisi harus memiliki kas. Biasanya untuk mengantisipasi karyawan yang membutuhkan dana ekstra, seperti anaknya sakit, orang tuanya butuh mendadak, dll.
  • Arisan. Ane gak nyaranin. tapi kadang tradisi arisan ini membantu. Biasanya membantu karyawan untuk menangani kesulitan finansial. Karena menabung 100 ribu dicicil tiap bulan lebih gampang daripada harus kesulitan ketika tiba tiba rumah kebakaran, atau atap jebol, tiba tiba harus bayar uang ekstra sekolah anak ...
  • Bisa jadi emang kebiasaan ngutil atau nyolong. Ini memang harus ada training, disamping training etika, moral, agama, juga harus ada konsultasi setiap minggu atau 2 minggu sekali diajak konsultasi orang perorang, tentang masalah kerja, keluarga, kebutuhan keluarga.
  • Tidak menerapkan pinjam barang. Kalau perusahaan ane dulu pernah orang mengambil barang, maksudnya pinjam sebentar tapi dianggap mencuri karena tidak disertai surat pinjam barang, padahal sepele cuma multimeter, hal ini dikarenakan perusahaan terlalu ketat menjaga propertynya karena karyawan tidak bisa meminjamnya. Kalau hal hal sepele, kasih pinjam aja. Jangan terlalu ketat. karena barang barang sepele sebenarnya membantu kita juga. Seperti kalau mereka pinjam laptop, biasanya pekerjaan kantor juga ikut dikerjakan walaupun kebanyakan fesbuknya yang penting dikerjakan. Yang penting kalau rusak diganti dengan yang sama. Jangan didenda berlipat lipat. Tapi suruh ganti dengan merek, kondisi, spesifikasi yang sama. 

TYPE YANG SUKA MENGAMBIL KESEMPATAN DAN CARI PERHATIAN.
Waspada dengan type seperti ini. Karena kadang perhatiannya gak tulus. Dan pasti ada maunya. Kalau enggak minta dinilai dan dinaikkan gajinya, atau memang pengen deket dengan kita (affair). Cuma kadang bos tertipu. Bahwa bukan berarti orang yang loyal kepada dia adalah loyal yang murni, ini memang perlu pendalaman. Cara mengantisipasinya memperlakukan sama orang orang yang seperti kelihatan giat sekali, atau orang yang kerja optimal, maksimal ataupun orang yang kerja minimal.


Seperti memberikan reward dan punishment yang sama kepada setiap orang yang berprestasi atau yang membangkang, tanpa melihat dia dekat, terlalu dekat, atau jauh dan terlalu jauh dengan kita dalam keseharian. Itulah perlunya kerja profesionalitas. Kalau tidak, mungkin anda akan digunjingkan oleh karyawan lain, dibilang pilih kasihlah, tidak adil, atau tidak profesional. Dan suatu saat bos seperti ini akan ditinggalkan oleh karyawannya. Walau sama orang yang dianggapnya paling loyal sekalipun. Karena hampir 100% orang yang loyal dalam perusahaan itu karena ada maunya, kecuali pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan sosial atau keagamaan, atau karyawan yang mengharapkan ridho dari yang Maha Kuasa saja dalam bekerja.

Sebagai buktinya kalau anda sebagai bos sakit keras di rumah sakit, lantas di bentrokkan dengan karyawan yang dianggap loyal sekalipun misalnya yang sedang menunggu orang tua yang sakit biasa, atau anak yang sakit biasa, atau yang sedang melakukan transaksi jual beli rumah ratusan juta atau milyaran keuntungan, maka karyawan yang dianggap loyal tersebut memprioritaskan kepentingan dirinya. Walau hanya dengan kata kata biasa, tunggu sebentar ya bu, atau nanti saya kesana bu ya.... padahal sebenarnya prioritas kepentingan sudah bergeser. Atau dicoba misalnya perusahaan bangkrut dan karyawan tidak digaji .... apakah yang loyal yang dulunya manggut manggut tetap tidak menuntut apa apa dan mengerti perusahaan?

TYPE OPTIMAL
Ini yang harus dipertahankan. Inilah aset sebenarnya. Inilah orang yg loyal murni, loyal sebenarnya, loyal seharusnya disesuaikan dg kadar dan tanggung jawabnya, tidak berlebihan. Sehingga profesionalitas terjaga. Orang terlalu loyal biasanya ada maunya.
Orang yang bekerja maksimal belum tentu baik bagi perusahaan, karena biasanya orang ini terlalu pintar dan mungkin dia akan mencari atau mendapatkan perusahaan lain yang sesuai. Dan dia akan sebentar aja diperusahaan tersebut. Jadi tidak bisa diambil manfaatnya terlalu banyak. Orang yang kerja minimal, mungkin akan selalu merugikan perusahaan.

TYPE MAKSIMAL

Mungkin kedengarannya menguntungkan perusahaan, tapi sebenarnya perusahaan tidak bisa mengambil manfaat banyak darinya (Dalam satu wilayah kerja). Biasanya orang yang kerja maksimal akan cepat naik pangkat, naik gaji, di pindahkan atau mutasi ke kota besar, dan menduduki jabatan strategis, setelah itu ada dua kemungkinan : kalau dia tetap di perusahaan maka mungkin akan dibutuhkan oleh cabang perusahaannya di luar negeri atau tempat lain sehingga scope nya sudah milik internasional, tapi kalau tidak diperusahaan lagi maka akan mencari perusahaan lain atau dia keluar mengundurkan diri, berpolitik praktis atau membuka usaha sendiri 

TYPE MINIMAL

Kebanyakan orang. Artinya kerjanya tidak sesuai dengan gajinya. Sehingga perusahaan kelebihan membayar gajinya. Biasanya orang yang korupsi waktu, kerjanya molor.
Antisipasinya : memberikan training kepribadian, motivasi, religi, etika kerja, dan arahkan pekerjaan disesuaikan dengan minatnya. Berikan reward dengan target tertentu. Fasilitas tambahan. Kalau masih kerja minimal, maka gajinya disesuaikan dengan pekerjaannya. Dia kerja baru dapat gaji, kalau gak kerja gak dapet penghasilan. Misal : kerja marketing atau sales.

TYPE PENUNTUT GAJI

Setiap orang pasti membutuhkan kenaikan gaji. Tapi kalau gaji yang diberikan harus terus dituntut untuk dinaikkan sebenarnya ini salah kaprah. Kalau enggak suka gaji sekian maka seharusnya mengundurkan diri saja. Toh banyak pekerjaan yang lebih besar gajinya selain di perusahaan tersebut. Kenapa mesti memaksakan perusahaan. Yang seharusnya adalah memaksakan diri sendiri untuk mencari pekerjaan baru dan membuktikan bahwa dirinya layak menerima gaji yang lebih besar. Padahal pada saat awal dia kerja, dia sudah menandatangani kontrak dengan gaji sebesar yang dimaksud. Kenapa harus ada demo kenaikan gaji ?. Kenapa tidak demo diri sendir untuk membuka usaha baru sendiri, sehingga anda sendiri dapat menentukan gajinya.
Antisipasinya : buat kesepakatan, kalau tidak menyukai aturan perusahaan atau gaji yang ditetapkan maka bisa dialihkan ke perusahaan lain atau silakan mengundurkan diri.

TYPE PASIF

Biasanya type abdi dalem, sumuhun dawuh, penurut, ngikut aja, atau asal kerja aja, yang penting dapat kerjaan. Type nerimo tidak banyak cingcong, tidak banyak nuntut, tidak ngeluh, tapi jarang kasih masukan. Antisipasi : harus diberikan motivasi bahwa masih bisa mendapatkan hidup yang lebih baik dari sekedar penurut, yakni berinovasi, berkreasi, menjadi inspirasi. Jadi harus dikasih training ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, kreasi, seni, motivasi.

Rabu, 26 Oktober 2011

Kata Roman Dari Film

I love You without knowing how, why, or even from where....
Patch Adams (1998)
How come we don't always know when love begins,
but we always know when it ends?
L.A Story (1991)
If you love someone you say it....
You say it right then, out loud.....
Or the moment just passes you by....
My Best Friend's Wedding(1997)
You will see a lot of things,
But they will mean nothing to you, If you lose sight of the things you love.
At First Sight (1999)
When you realize
You want to spend the rest of your life with somebody,
You want the rest of our life
To start as soon as possible
When harry Met Sally (1989)
There is a place you can touch a woman
That will drive her crazy....
Her heart.
Milk Money (1994)
The only feeling of real loss Is when you love someone
More than you love yourself...
Good Will Hunting (1997)
You will be doing anything For the one you love....
Except love them again.
Faithful (2006)
I guarantee it won't be easy.
I guarantee that at one point or another one of us is going to want to leave.
But I also guarantee that if I don't ask you to be mine...
I'm going to regret it for the rest of my life.
Because I know in my heart...
You are the only one for me.
The Runaway Bride (1999) 

Jumat, 30 September 2011

Kode Etik Mafia La Cosa Nostra

Mafia La Cosa Nostra adalah panggilan kolektif untuk beberapa organisasi rahasia di Sisilia dan Amerika Serikat. Mafia awalnya merupakan nama sebuah konfederasi yang orang-orang di Sisilia masuki pada Abad Pertengahan untuk tujuan perlindungan dan penegakan hukum sendiri (main hakim). Konfederasi ini kemudian mulai melakukan kejahatan terorganisir.Anggota Mafia disebut “mafioso”, yang berarti “pria terhormat”.

Mafia melebarkan sayap ke Amerika Serikat melalui imigrasi pada abad ke-20. Kekuatan Mafia mencapai puncaknya di AS pada pertengahan abad ke-20, hingga rentetan penyelidikan FBI pada tahun 1970-an dan 1980-an agak mengurangi pengaruh mereka. Meski kejatuhannya tersebut, Mafia dan reputasinya telah tertanam di budaya populer Amerika, difilmkan di televisi dan bahkan iklan-iklan. Istilah “mafia” kini telah melebar hingga dapat merujuk kepada kelompok besar apapun yang melakukan kejahatan terorganisir (bandingkan dengan Mafia Rusia dan Yakuza di Jepang)


Apa Hubungan La Cosa Nostra sama Kode Etik Mafia?
La Cosa Nostra adalah nama yang digunakan anggota Mafia di Amerika Serikat untuk merujuk kepada organisasi tersebut. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Salvatore Maranzano pada tahun 1931 ketika dia menamakan dirinya Capo di tutti capi, atau “bos segala bos” dari kejahatan terorganisir yang dilakukan orang Italia-Amerika, setelah kemenangannya ats kelompok geng yang tunduk kepada Joe Masseria dalam Perang Castellammarese.Terjemahan tepat kata tersebut masih belum dapat dipastikan, namun kira-kira berarti Hal Kami atau Urusan Kami. Singkatan LCN kini digunakan pihak FBI untuk menggantikan kata “Mafia” dalam dokumen-dokumen resmi setelah diprotes kelompok Hak Sipil Italia-Amerika.Terungkap setelah godfather mafia Italia ditangkap polisi. Media-media internasional seperti televisi CNN, radio BBC, dll mewartakan Nopember 2007 bahwa polisi Italia telah menemukan sebuah catatan berisi peraturan internal anggota mafia Italia menyusul ditangkapnya Salvatore Lo Piccolo, 65 tahun [lihat gambar]. Piccolo, godfather mafioso yang oleh aparat Italia dijuluki sebagai “bos dari segala bos”, telah diburu polisi sejak 1993.

Dalam penangkapannya ditemukan catatan kode etik mafia yang berisi hak dan kewajiban setiap anggota Piccolo. Suratkabar Italia, La Repubblica, menyebut kode etik itu sebagai The Godfather’s Ten Commandments atau menurut terjemahan bebas Blog Berita  Sepuluh Titah Sang Mafia. Polisi Italia mengatakan, berkas tersebut dibuka dengan kalimat, “Aku bersumpah untuk percaya pada Cosa Nostra. Kalau aku berkhianat, maka biarlah tubuhku terbakar.” Cosa Nostra adalah istilah yang sering dipakai aparat Amerika Serikat untuk menyebut mafia Italia. Kode etik mafia Italia ini ditulis dengan huruf kapital. Isinya antara lain memerintahkan setiap anggota mafia untuk bersikap baik dan hormat pada isteri masing-masing, dan melarang berselingkuh atau mendekati isteri sesama mafia. Inilah kesepuluh kode etik ala mafia Italia yang diterjemahkan secara bebas (coba kita bandingkan atau setidak kita samarkan dengan perilaku para pejabat-pejabat tinggi di negara kita )
  1. Dilarang memperkenalkan diri secara langsung kepada pihak kedua; harus pihak ketiga yang melakukannya.
  2. Dilarang “main mata” dengan isteri sesama anggota. Peraturan yang sangat mulia.
  3. Jangan sampai terlihat oleh polisi.
  4. Dilarang dugem di tempat hiburan malam seperti pub dan klub. Bagi mafia, aktivitas seperti itu sama bodohnya dengan menjeratkan diri sama hal-hal yang bisa dianggap sama seperti senjata makan tuan.
  5. Harus selalu siaga demi panggilan tugas mafia, bahkan ketika isterimu melahirkan. Bahwa tugas / job adalah diatas segalanya, dengan kata lain mengemban tanggung jawab sepenuh hati 
  6. Janji untuk bertemu harus dipatuhi. Pasti mereka tidak mengenal istilah ‘jam karet’, seperti yang sering terdengar di Indonesia ini.
  7. Isteri harus diperlakukan dengan hormat. Kenapa? karena jika anda tidak bisa hormat dengan istri, apalagi dengan organisasi tempat anda bergabung.
  8. Bila ditanya soal informasi apapun, maka jawabannya haruslah benar. tidak seperti elit-elit politik di negara kita, yang kerjaannya cuma ngibul dan ngarang-ngarang cerita.
  9. Dilarang menerima uang yang menjadi hak rekan lain atau keluarganya. Ini kenapa ts bilang, kode etik ini patut dicontoh, tidak ada korupsi bahkan di tubuh organisasi kriminal seperti mafia Italia.
  10. ]Orang-orang yang tidak bisa bergabung dengan mafia: Orang yang dekat dengan polisi, yang waktunya bagi keluarga relatif terbagi, yang perangainya buruk dan tidak bermoral. Nggak disangka mafia punya aturan sebagus itu. Bandingkan dengan pegawai di republik. Ada yang berselingkuh dengan isteri sesama pegawai, mengambil uang jatah rakyat, membolos dalam rapat-rapat bila diundang legislatif atau pura-pura sakit bila dipanggil jaksa, dan masih banyak lagi yang tentunya membuat malu bangsa Indonesia.
Sekarang, coba simak 10 kode etik koboi yang kukutip dari Wikipedia ini. Namanya: Gene Autry’s Cowboy Code.
  1. Dilarang duluan menembakkan senjata; tidak boleh memukul orang yang lebih kecil atau duel secara tidak adil.
  2. Tidak boleh menjilat kata-kata yang telah terucap; tidak boleh membocorkan rahasia.
  3. Harus selalu mengatakan kebenaran.
  4. Harus bersikap baik pada anak-anak, orang yang lebih tua, dan binatang kecil.
  5. Dilarang bersikap rasial dan anti-toleransi.
  6. Diwajibkan menolong orang yang kesusahan.
  7. Koboi haruslah pekerja keras.
  8. Harus bersikap, berpikir, dan berbicara dengan jelas dan tegas.
  9. Wajib menghormati perempuan, orangtua, dan kebijakan negara.
  10. 10. Seorang koboi adalah pencinta tanah airnya. 
Isinya kurang lebih sama kan sama yang Mafia Italia, intinya mereka harus terbuka, jujur, tulus, ikhlas, dan hal-hal positif lainnya Mafia Italia adalah sebuah organisasi kriminal dimana usaha mereka rata-rata seperti perdagangan narkoba, senjata-senjata ilegal, bahkan pembunuhan, kurang lebih sama dengan koboi (berasal dr kata cowboy) yang punya ‘side job’ selain seperti menghidupi diri dengan mencuri kereta barang orang-orang kaya, berburu, dan lain-lain…namun dibalik itu semua, mereka ternyata menyimpan kode etik yang sifatnya “WAJIB DAN HARUS DIPATUHI”, dan kode etik mereka banyak yang justru menunjukkan hal-hal yang positif, bahkan TS pernah baca, kalo anggota seorang mafia tidak boleh mengkonsumsi alkohol sebagai suatu habbit dan tidak boleh sama sekali menyentuh narkoba, dan yang terpenting adalah, mereka harus patuh dan setia sama pilihan mereka, mulai dari istri dan keluarga mereka, patuh dan taat terhadap tugas-tugas mereka, organisasi mereka, dan tentunya Bangsa dan Negara Mereka Sendiri.

Seandainya mulai sekarang para wakil rakyat di DPR bisa bersikap seperti itu. Pasti anak cucu kita tidak akan pernah mengenal atau mendengar kata Korupsi, Kolusi, Nepostisme.

Senin, 26 September 2011

Satria Samurai


1. Gi (義 – Integritas) / Menjaga Kejujuran. 
"Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup."
Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.

2. Yū ( – Keberanian) / Berani dalam menghadapi kesulitan. 

"Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi)

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.
Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.
3. Jin (仁 – Kemurahan hati) / Memiliki sifat kasih sayang.

"Jadilah yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang). Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli. Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. 

Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.
4. Rei ( – Menghormati)  / Hormat kepada orang lain.

"Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai). Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.
5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-ikhlas / Bersikap Tulus dan Ikhlas. 
"Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi Hideyoshi)
"Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.
6. Meiyo (名誉 – Kehormatan) / Menjaga kehormatan diri. 

"Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik Samurai)

Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas. Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna.
7. Chūgo (忠義 – Loyal) / Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.

"Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas." (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang. Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
8. Tei ( – Menghormati Orang Tua)  / Menghormati orang tua dan rendah hati. 

"Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai)." Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya. Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya. Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.

Selasa, 09 Agustus 2011

Kerja Cerdas

Mula-mula ekonom Itali bernama Vilfredo Pareto (1848 - 1923) itu baru setengah kaget dengan hasil penelitiannya. Bahwa 80% kekayaan negara hanya dinikmati oleh 20% kelompok tertentu dari penduduk. Dengan kata lain 80% dari penduduk hanya berkesempatan menikmati 20% dari kekayaan negara. Katakanlah kalau diasumsikan jumlah penduduk seluruhnya mencapai 100 juta jiwa, berarti hanya 20 juta jiwa yang kaya raya dengan mendapat 80% kekayaan negara. Sisa penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa hidup pas-pasan karena kue negara yang hanya 20% harus dibagi-bagi. Karena setengah kaget dengan hasil penelitian tersebut, Pareto kemudian mengadakan penelitian di lain negara, ternyata hasilnya sama atau hampir sama.

Hasil penelitian Pareto ini sejak tahun 1897 akhirnya diresmikan menjadi sebuah rumus atau formula dengan berbagai macam nama: Pareto Principle; The Pareto Law; The 80/20 rule; The Principle of Least Effort; atau The principle of Imbalance. Konon karena Pareto dinilai kurang artikulatif dalam menjajakan temuannya ini berdasarkan perkembangan metodologi dan konteks penelitian, akhirnya mendorong para pakar untuk ikut terjun melengkapi rumus atau temuan yang dinilai sangat berguna bagi pencerahan peradaban manusia ini.

Tahun 1949, George K Zipf, seorang professor dari Harvard University, mengembangkan wilayah penelitian dengan menjadikan temuan Pareto sebagai acuan. Hasilnya bahwa manusia, benda-benda, waktu, keahlian, atau semua alat produksi telah memiliki aturan alamiah yang berkaitan antara hasil dan aktivitas dengan jumlah perbandingan mulai dari 80/20 atau 70/30. Contoh: Karena dianggap memberi pencerahan, rumus tersebut lalu diterapkan ke dalam pengembangan pribadi. Ternyata para pakar di bidangnya masing-masing menemukan sesuatu yang kira-kira sama dengan temuan Pareto. Artinya jika bicara hasil, ketepatan proses, dan kualitas maka hal-hal tersebut erat hubungannya dengan how well atau how good are you doing, bukan how often dan how long.

Dengan kata lain hasil yang diperoleh ditentukan sejauhmana anda bisa bekerja secara cerdas. Beberapa contoh: Dalam dunia bisnis, untuk merebut pasar anda harus berpikir minimalistis dalam arti ketepatan strategi yang tidak melebihi kebutuhan pasar. Artinya temukan 20% dari strategi yang bisa merebut 80% daya tarik pasar dengan memberi 80% premiun solusi kepada 20% pelanggan setia. Jangan mengobral strategi yang justru menghabiskan 80% cost padahal hanya akan menciptakan 20% rate of return (Mack Hanan, dalam Fast Growth Strategy, McGraw-Hill International, Singapore, 1987).
Penelitian dalam hal efektivitas dan efisiensi waktu menemukan bahwa 80% prestasi seseorang di bidang apapun diraih dari 20% waktu yang dikeluarkan. Dan 80% kebahagian hidup ditentukan dari 20% waktu yang digunakan untuk mencarinya.

Tanyalah pada diri anda, berapa jumlah waktu yang benar-benar anda gunakan dalam kaitan dengan tujuan anda pergi ke kantor selain waktu macet, ngobrol, atau melamun, atau membicarakan persoalan lain dengan kawan kerja? Jika jawaban anda ternyata menggunakan rumus yang sebaliknya maka anda tidak memiliki perbedaan dengan orang lain dan itu sama artinya bahwa anda belum menerapkan cara kerja cerdas.

Aplikasi Kerja Cerdas Sebagai bangsa yang agamis sekaligus kaya budaya leluhur, sebenarnya kerja cerdas ini bukanlah barang baru. Tetapi persoalannya lagi - lagi berupa tools yang tidak di-update. Selain disampaikan dengan "bahasa langit" yang seringkali menafikan proses pemahaman secara ilmiah dan alamiah pun juga tidak dilakukan elaborasi kontekstual. Akibatnya pemahaman tentang ajaran agama dan budaya hanya bekerja pada persoalan yang bersifat minoritas dalam kehidupan nyata.

Sebelum Pareto mengumumkan hasil penelitiannya dengan formula 80/20, kita sudah diajarkan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan mubazir atau yang tidak perlu. Sayangnya, ajaran mubazir yang kita pahami hanya sebatas kalau kita membuang makanan yang tersisa. Amat jarang kita berpikir mubazir secara profesi, ekonomi, atau strategi. Untuk menjauhkan diri dari tindakan yang mubazir dalam kaitan dengan realisasi kerja cerdas harus dimulai dari langkah-langkah berikut:

1.Fokus Pada Skala Pengembangan.
Jika anda yakin bahwa diri anda memiliki keunggulan atau bakat alamiah, disamping memiliki kelemahan yang diakibatkan oleh faktor heriditas atau lingkungan, maka yang benar-benar anda butuhkan adalah hidup dengan keunggulan tersebut secara cerdas (living with the advantage competitive factors). Hanya jika anda menemukan strategi hidup dengan keunggulan, maka anda akan keluar dari batas rata-rata prestasi lingkungan.
Sebelum itu, paling maksimal yang bisa anda capai adalah kualitas hidup seperti orang lain atau seperti yang diraih oleh sepuluh orang yang anda kenal paling dekat. Lalu ke mana keunggulan tersebut diarahkan? Jelas, keunggulan itu harus diarahkan untuk mengoptimalkan apa yang disebut dalam rumusan Pareto dengan 20% of determining faktors (factor penentu).
Oleh karena itu, temukan apa saja yang menjadi faktor penentu keberhasilan anda dari sekian daftar kegiatan yang anda lakukan dalam hidup. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu dan fokuskan hanya pada hal-hal yang berpotensi untuk pengembangan diri.

2. Berani Berkorban
Di dalam dunia yang sebesar ini terdapat sekian banyak "persoalan kecil" yang kalau anda tidak berani berkorban untuk memaafkannya bisa jadi persoalan itu akan mendominasi muatan pikiran anda yang akhirnya bisa membuat anda melupakan sisi keunggulan, cita-cita, fokus pengembangan diri, dan lain-lain.
Contoh yang paling sederhana dan sering terjadi di depan mata kita adalah ketika sedang di jalan raya. Di luar dari persoalan tabrakan serius, terkadang hanya karena mobilnya tersenggol sedikit saja orang rela membuang banyak waktu dan kebahagiannya pergi ke kantor. Bahkan bisa berkembang ke arah baku hantam. Padahal kalau dimaafkan (mau berkorban sedikit dengan kehilangan uang beberapa ratus ribu saja untuk memperbaiki mobil yang lecet), maka semua urusan selesai. Auditlah pikiran anda, persoalan apa saja yang kalau anda memaafkannya tidak akan merugikan anda secara misi atau visi dan tidak mengganti isi pikiran anda dengan muatan negatifUntuk mengetahui apakah persoalan yang sedang anda hadapi tidak akan merugikan anda gunakan standard audit berikut:
  • Apa saja yang menurut anda menjadi prioritas utama dalam kehidupan.
  • Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan penting dan tidak penting.
  • Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan darurat dan tidak darurat yang bisa jadi tidak penting dan tidak prioritas.
  • Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan "sampah" - tidak penting, tidak mendesak dan bukan prioritas utama.

Namun dalam hal ini anda perlu menyeleksi secara ketat dan hati-hati, sebab bahayanya kalau anda secara mudah memasukan persoalan ke tong sampah ini maka anda bisa terjebak untuk meninggalkan misi atau fokus hidup hanya karena alasan mempertahankan posisi atau kondisi yang ada. Jika anda terjebak maka akhirnya rumus yang terjadi bukanlah 80/20 tetapi sebaliknya.

3. Membuat Sekat Pembatas
Pada akhirnya anda harus menentukan batasan-batasan tentang apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, apa modal yang dimiliki, dan akan kemana anda mengarahkan hidup anda. Dalam proses inilah terjadi seleksi dan pengecualian. Dari sekian luas dunia dan isinya, apa saja yang telah anda seleksi menjadi hal yang benar-benar anda inginkan sesuai format pondasi personal anda seperti: kiblat hidup, cita-cita, tujuan, target dan tindakan.

Semakin jelas anda memiliki format seleksi dan pengecualian, fokus pada pengembangan diri diiringi keberanian berkorban dengan memahami, mengakui, membuang sesuatu yang tidak dibutuhkan dalam diri anda, maka akan semakin jelas wilayah dunia yang menjadi "hak" anda sehingga semakin tersimpulkan apa yang menjadi Determining Factors To Success itu. Artinya faktor penentu semakin sedikit dan semakin sederhana dan biasanya yang sederhana itu justru akan bisa bekerja optimal. Sementara yang cenderung pelik, ruwet dan kompleks biasanya mandul.

"Work Smart Can Save Your Energy"

Jumat, 05 Agustus 2011

Mendidik Anak Berenang di China









Sabtu, 23 Juli 2011

Menilai Diri Sendiri= Konsep Diri

Masalah-masalah rumit yang dialami manusia seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri sendiri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri.
Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain - dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif.
Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.
Apa Itu Konsep Diri?
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.

Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan.Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.

Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif.
Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa "bodoh", namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti:
  1. Pola Asuh Orangtua

Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.

2.Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.

3.Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya "miskin" maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau "termakan" ucapan orang.

4.Kritik Internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.

Merubah Konsep Diri
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif:
  1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
You can't be all things to all people, you can't do all things at once, you just do the best you could in every way

2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?

3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.

4. Berpikir positif dan rasional
"We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world " (The Buddha)
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.