EWAKO, adalah sebuah kata yang akrab di telinga masyarakat
Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat Bugis-Makassar. Menurut Kamus Populer
Inggris-Makassar Indonesia-Makassar, kata rewako merupakan terjemahan
dari kata ‘BERANI’ dalam bahasa
Indonesia dan ‘BRAVE’ dalam bahasa
Inggris. Keberanian masyarakat
Bugis-Makassar tergambar dalam semboyan pelaut Bugis-Makassar, yang juga
menjadi petuah (pappasang) Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin
Limpo:
Takunjunga bangunturu’ Takugunciri gulingku Kualleanna Tallanga Natoalia.
Artinya: Tidak begitu saja aku ikut angin buritan. Aku akan putar kemudiku.
Lebih baik aku tenggelam daripada balik haluan.
Mungkin kata-kata EWAKO ini memang cocok dengan senjata khas Sulawesi Selatan
yang akan kita bahas yaitu "BADIK"
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang
dikembangkan olehmasyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam
tunggal atau ganda. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali
dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah
memiliki ganja (penyangga bilah).
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar yang
berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa kemana
mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari sarungnya pantang
untuk dimasukkan sebelum meminum darah.
Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh
kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh
hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar
merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana
ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale
(bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong
(sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja
(Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang
pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri
dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian:
Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri
seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna
untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu
dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis,
Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik
yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai
sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai
azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
Macam-macam Badik :
Badik Raja (gecong raja, bontoala) |
Badik yang asalnya dari daerah kajuara kabupaten bone,
dalam pembuatan badik ini orang2 disekitar kajuara sana masih percaya jika
badik raja dibuat oleh makhluk halus, ketika malam, terdengar suara palu
bertalu-talu dalam lanraseng gaib sampai paginya masyarakat sana menemukan
jadilah sebuah badik raja,, badik ini bilahnya aga” besar ukurannya 20-25 cm,
menurut bang ray divo, Ciri-ciri badik raja hampir mirip dengan badik
lampo battang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian
melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau
mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta
mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng
kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti
pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya
digunakan oleh arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.
Badik Lagecong |
Badik lagecong, Badik bugis satu ini dikenal sebagai badik
perang, banyak orang mencarinya karna sangat begitu terkenal dengan mosonya
(racunnya), banyak orang percaya bahwa semua alat perang akan tunduk pada badik
gecong tersebut. Ada dua versi yang pertama Gecong di ambil nama dari nama sang pandre (empu)
yang bernama la gecong, yang kedua diambil dari bahasa bugis gecong atau geco”,
yang bisa diartikan sekali geco” (sentuh) langsung mati. Sampai saat ini banyak yang percaya kalau gecong yang asli adalah gecong yang
terbuat dari daun nipah serta terapung di air dan melawan arus, wallahu alam. Panjang gecong biasanya sejengkalan orang dewasa, pamor lonjo bentuknya lebih
pipih,tipis tapi kuat.
Badik Luwu |
Badik luwu yang berasal dari kabupaten luwu,
bentuknya agak sedikit membungkuk, mabbukku tedong (bungkuk kerbau), bilahnya
lurus dan meruncing kedepan,, badik bugis kadang diberikan pamor yang sangat
indah, hingga kadang menjadi buruan para kolektor ..di bajanya terdapat
rakkapeng atau sepuhan pada baja yang konon disepuh dengan bibir dan “maaf”
alat kelamin gadis perawan sehingga konon tidak ada orang yang kebal dengan
badik luwu ini,
Badik Lompo Battang (badik siperut besar/jantung pisang)
Badik lompo battang atau sari,, badik ini berasal dari
Makassar, bentuknya seperti jantung pisang, ada jg yang bilang seperti orang
hamil, makanya orang menyebutnya lompo battang (perut besar), konon katanya
jika ada orang terkena badik ini, maka dia tidak akan bertahan dalam waktu 24
jam
0 comments:
Posting Komentar