Kalau kita ke Bandung biasanya ngapain sih?paling banter
belanja baju dari distro ke distro kan. Nah ternyata Bandung punya segudang
wisata sejarah yang bisa kita datengin salah satunya wisata kopi Bandung,
tempatnya pun terletak di daerah tua Braga jadi sambil jalan-jalan menikmati
bangunan tua Belanda kita bisa icip-icip kopi Bandung.
Pabrik Kopi Aroma
Didaerah Braga terdapat jalan banceuy 51 sekilas hanya
terdapat ruko-ruko tua saja di jalan ini, tapi jangan salah terdapat sebuah
pabrik kopi tertua di bandung berdiri sejak tahun 1932 dan masih aktif
beroperasi. Namanya paberik kopi aroma, paberik yang kini di kelola oleh bapak
Widya Pratama buka setelah jam 9 pagi. Anda tentunya akan di suguhkan oleh
pemandangan sebuah pabrik kopi yang lolos dari peristiwa bandung lautan api.
Pemiliknya yang ramah tidak sungkan untuk mengenalkan anda tentang kopi, bahkan
bukan masalah untuk bisa melihat pengolahan kopi aroma yang unik dan sudah
melegenda bagi masyarakat Bandung.
Pada ruangan utama di mana pak Widya bekerja, kita bisa
dengan mudah melihat berbagai alat alat perdagangan kopi tempo dulu dari
timbangan, stanples hingga mesin kasir pun tidak ada yang di rubah sama persis
seperti pada tahun 1932. Walau begitu ada beberapa yang memang sudah tidak mungkin
untuk di pakai.
Salah satu keunikan dari kopi aroma adalah prosesing yang
di gunakan, selain menggunakan biji kopi arabica dan robusta pilihan, berkat
ketekunan orang tua pak Widya yang kala itu bekerja selama 10 tahun untuk
perkebunan kopi Belanda. Maka biji-biji kopi yang datang akan di taruh di
gudang terlebih dahulu, untuk robusta akan di simpan selama 5 tahun sedang
arabica selama 8 tahun dalam karung-karung goni. Bukan tanpa sebab mengapa
biji-biji kopi ini di pendam bertahun-tahun, penyimpanan yang lama akan
menambah citarasa kopi serta menurunkan kadar asam kopi. Karung goni yang di
pakai memungkinkan terjadinya sirkulasi udara, hingga tidak heran kopi aroma
aman bagi lambung dan baik untuk kesehatan. Sudah sering dengar kalau campagne
yang paling mahal dan terbaik adalah yang di simpan di gudang selama puluhan
tahun, begitupula dengan biji kopi.
Rosting untuk kopi aroma pun masih menggunakan mesin yang
sama ketika pabrik ini pertama kali di bangun, konon mesin ini hampir tidak
pernah rusak. Bahkan jauh lebih baik dari pada mesin modern, baja yang di pakai
awet tidak keropos, untuk bahan bakarnya hanya menggunakan kayu bakar. Karena
ini pun berpengaruh pada aroma serta cita rasa, proses rosting di lakukan
selama dua jam penuh. Untuk ini pak Widya membutuhkan tenaga pembantu mengingat
mesin jaman belanda ini tergolong besar dan berat.
Selain sebuah pabrik tempat ini juga berfungsi sebagai
showroom, kita bisa dengan mudah membeli kopi aroma. Setiap bungkusnya di
hargai mulai dari 12 ribu hingga 17 ribu saja, cukup murah bukan, kita pun bisa
memilih ingin robusta atau arabica, bahkan moca pun tersedia. Kalau anda
penderita diabetes tidak perlu takut, kopi aroma sudah terbukti secara klinis
baik untuk para penderita diabetes, darah tinggi serta jantung. Bahkan kopi
aroma di pakai sebagai therapy di salah satu rumah sakit swasta di bandung
Jangan anggap sepele pabrik kopi aroma loh, karena
percaya tidak percaya pabrik ini menjadi tujuan wisatawan asing, bahkan ketika
saya berkunjung segerombolan turis Singapore, Malaysia serta beberapa bule
kerap hilir mudik berfoto ria. Pabrik kopi aroma sendiri sudah menjadi rute
tetap untuk wisata sejarah kota Bandung.
Kedai Kopi Purnama
Kalau tadi kita sudah melihat pabrik kopi tertua di
Bandung, maka sekarang kita datang ke warung kopi tertua di Bandung. Letaknya
hanya terpaut beberapa meter saja dari pabrik kopi aroma, tepatnya di jalan
alkateri 22. Menurut pewaris Ibu Lily kedai kopi ini sejatinya adalah
kedai kopi thiam dari medan, ia sendiri pun tidak begitu hapal kapan warung
kopi purnama pertama kali berdiri, mengingat warung kopi ini sejatinya sudah
tiga kali berpindah tempat sebelum akhirnya ada di jalan alkateri 22. Namun ibu
Lily memastikan bahwa kedai ini ada di sekitaran tahun 50-an, jika di runut
dari awal di medan maka sekitar 1930-an.
Kedai kopi purnama hampir tidak mengalami perubahan
bentuk, bahkan pewarisnya mengatakan bahwa warung kopi purnama ini bukan bisnis
tapi lebih pada sejarah. Orang-orang atau pelanggan umumnya adalah orang tua,
bahkan salah satu pelanggan ada sudah berumur 100 tahun lebih. Selain untuk
bersosialisasi dengan teman seumuran, rata-rata mereka berkumpul untuk
bernostalgia saja. Para pelanggan ini sudah menjadi pengunjung jauh ketika
mereka masih mudah, sehingga memiliki banyak kenangan pada kedai kopi purnama
ini. Bukan berarti tidak ada pengunjung dari kaum muda, satu atau dua ada yang
datang. Pelanggan tua pun biasanya mengajak kolega atau sanak saudara untuk
datang, sehingga rantai generasi pelanggan tidak terputus.
Lalu apa yang menjadi menu andalan warung kopi purnama?
para pelanggan berpengalaman ini biasanya memesan kopi to atau kopi hitam
dengan roti srikaya. Kopinya khusus di datangkan dari medan serta srikaya bukan
selai yang di beli di pasaran, semuanya di buat dengan tangan lalu di bawa ke
kedai purnama. Cuaca bandung yang dingin membuat cocok sekali ngopi sambil
makan roti panggang srikaya, tak heran banyak pelanggan yang menghabiskan pagi
harinya untuk sekadar ngopi atau bercengkrama di kedai kopi tertua ini. Tidak
ada salahnya jika kalian pergi ke Bandung tidak sekadar bersenang senang dengan
distro atau mal, coba datangi tempat-tempat bersejarah ini dan rasakan
bagaimana cita rasa Bandung tempo dulu.
0 comments:
Posting Komentar