Sabtu, 23 Juli 2011

Tips Memakai Gas Nitrogen pada Ban

Ban adalah komponen penting pada kendaraan. Apapun kendaraannya (mobil, motor, sepeda, angkutan umum, truk, dan sebagainya) tekanan gas (angin) dalam ban perlu diperhatikan agar kinerja (grip/daya cengkram) ban terhadap jalan tetap optimal dan umur pakai ban menjadi lebih panjang.

Jika tekanan gas di dalam ban lebih rendah dari yang disarankan, maka bidang yang menapak dan mencengkram jalan tidak merata sehingga bidang tapaknya menjadi lebih sedikit yaitu hanya pada daerah pinggir ban saja.

Begitu juga jika tekanannya berlebihan dari yang dianjurkan, maka yang menapak hanya daerah tengah ban saja. Akibat dari kekurangan dan kelebihan tekanan gas tersebut adalah tapak ban akan menipis tidak merata, sering orang menyebut 'botak luar, atau botak dalam'. Sebaliknya apabila tekanan gas di dalam ban diisi sesuai anjuran, maka bidang tapak ban yang mencengkram jalan menjadi lebih luas dan merata. Untuk keamanan berkendara akan lebih terjamin.

Ban yang habis tidak merata juga bisa disebabkan oleh kerusakan komponen lain seperti Shock Breaker (Shock Absorber), suspensi, pengereman mendadak, kondisi jalan, Posisi kelurusan roda (perlu spooring), Keseimbangan roda (perlu di Balance), dan lain-lain.
Setiap ban yang terpasang pada pelek perlu dibalance untuk menjaga keseimbangan ban saat berputar.


Gas Pengisi Ban
Ban yang diisi gas (angin) bertekanan tertentu umumnya terdiri dari 21% gas oksigen dan 78% gas nitrogen. Dimana campuran gas tersebut didapat dari udara sekitar pompa gas/angin tersebut, atau gas yang kita hirup sehari-hari.
Partikel gas oksigen lebih kecil dibanding gas Nitrogen, sehingga gas oksigen bisa tiga kali lebih cepat merembes keluar ketimbang gas nitrogen, melalui celah-celah halus sambungan ban terhadap pelek maupun mekanik sekat/valve pada pentil (ventil).

Secara perlahan tapi pasti, membuat ban mobil akan berkurang tekanan gas nya dan perlu selalu dicek tekanannya, jika kurang segera tambahkan hingga sesuai anjuran pabrik mobil maupun spek ban yang digunakan. Tekanan gas yang kurang membuat berkurangnya keamanan dan kenyamanan, juga membuat BBM boros.

Udara yang bertekanan cenderung bersifat lembab, untuk yang masih menggunakan velg dari bahan besi dapat membantu proses terjadinya karat yang tentunya merusak pelek itu sendiri. Kita dianjurkan untuk melakukan pengecekan tekanan ban pada kondisi ban dingin, ini dikarenakan saat ban digunakan (berkendara), suhu gas dalam ban akan meningkat (panas). Meningkatnya suhu gas tersebut membuat naiknya tekanan gas dalam ban. Gas Nitrogen (N2) diklaim memiliki tekanan yang stabil terhadap perubahan suhu kerja ban, sehingga akan aman untuk kendaraan yang sering dipacu kencang (ngebut) maupun mengangkut beban berat. Ikuti anjuran yang tertera pada panel rekomendasi tekanan ban yang biasanya terpasang pada pilar pintu mobil maupun rangka motor jika menggunakan ban standar, atau ikuti anjuran dari ban yang digunakan jika spesifikasi ban tersebut tidak tertulis dalam panel rekomendasi tekanan ban.

Gas Nitrogen (N2) Sebagai Gas Pengisi Ban
Dikarenakan partikel gas nitrogen (N2) lebih besar dibandingkan oksigen (O2), maka N2 dapat mencegah terjadinya kebocoran (rembesan) yang menyebabkan berkurangnya tekanan gas (angin) pada ban. Selain itu nitrogen aman digunakan karena tidak bisa terbakar, tidak berbau, dan merupakan bagian dari gas yang ada di atmosfir yang juga kita hirup sehari-hari. Untuk membedakan mana ban yang di dalamnya berisi gas biasa dan yang berisi gas N2, umumnya disepakati dengan menggunakan tutup pentil (ventil) berwarna Hijau bertuliskan N2 untuk ban yang diisi gas N2.

Keuntungan Menggunakan N2 Sebagai Gas Pengisi Ban
  1. Tekanan ban terjaga lebih lama (menjadi lebih jarang mengisi ulang). Daya cengkram dan kinerja ban menjadi optimal (akibat grip yang baik, tekanan yang tidak berkurang)
  2. Menghemat BBM (tekanan tepat, meringankan kerja mesin)
  3. Memperpanjang umur pakai ban (tekanan tepat, habisnya ban akan merata)
  4. Meningkatkan keselamatan (tekanan tepat, grip dan stabilitas terjaga). Tidak terjadi oksidasi pada karet ban (memperpanjang umur elastisitas karet ban)
  5. Tidak membantu menimbulkan karat (aman bagi komponen besi)
  6. Tekanan ban yang stabil terhadap temperatur ban (mengurangi kecelakaan akibat pecah ban – overpressure)
  7. N2 sendiri sudah digunakan terlebih dahulu di arena balap, pesawat terbang dan kendaraan berat khusus, sebelum diperkenalkan ke publik untuk digunakan di kendaraan sehari-hari mobil maupun motor.

Kelemahan Gas Nitrogen (N2) Sebagai Gas Pengisi Ban.
  1. Harga yang masih mahal. Umumnya berkisar sekitar 10ribu hingga 20ribu rupiah untuk setiap ban. Belum lagi ada tambahan biaya apabila sebelumnya gas pengisi ban tersebut bukan N2, karena harus dikuras terlebih dahulu untuk kemudian diisi gas N2. Biaya kuras berkisar sekitar 5ribu – 10ribu rupiah.
  2. Perawatan. Setiap kali ban sudah terisi oleh N2, maka selanjutnya jika tekanan berkurang, sangat disarankan untuk menambahkannya dengan N2 juga.
  3. Ketersediaan. Belum banyak bengkel ban yang menyediakan jasa pengisian N2.
NOTE:
Apabila tekanan N2 berkurang dan tidak ditemukan bengkel yang menyediakan pengisian N2, kita dapat menambahkannya dengan gas/angin ban seperti biasa yang mudah ditemui di tepi jalan, sebagai langkah darurat.

Namun apabila kita sudah dapat menemukan bengkel yang menyediakan pengisian N2, sebaiknya ban tersebut kembali dikuras ulang untuk diisi kembali dengan gas N2 murni.

0 comments:

Posting Komentar