Rabu, 25 Mei 2011

Peradapan Suku Inca Di Peru

Kerajaan Inca adalah sebuah kerajaan kuno yang telah ada sejak ratusan tahun lalu dan musnah ketika bangsa Spanyol memasuki wilayah Amerika Selatan. Suku Inca dengan ibukota Cuzco atau Qosqo, sekarang Peru terletak di sisi paling selatan tepatnya dipegunungan Andes, berakhir pada 1533 masehi. Inca disebut sebagai peradaban “Pra-Columbus, artinya sudah ada sejak sebelum kedatangan Christopher Columbus. Selama periode tersebut, Inca menguasai sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian barat.

Sejarahwan mencatat, Inca dengan raja terakhir Atahualpa disebutkan tewas karena terbunuh oleh tentara Spanyol bernama Francisco Pizarro. Karena sejak peperangan tersebut selama 400 tahun, Inca yang disebut juga kota benteng hilang dari peradaban sejarah. Hingga pada pertengahan 1911 banyak orang menganggap cerita yang turun temurun ini hanyalah dongeng dikalangan suku indian.
Penemuan suku Inca berhasil terungkap berkat ekspedisi yang dilakukan oleh Profesor Hiram Bingham dari Yale University. Dalam perjalanan penjelajahan yang berlangsung Juni 1911, Bingham diikuti staf dan asisten pembantunya, melakukan penelusuran ke jalur yang belum pernah dilewati, yakni lembah Urubamba yang terletak diwilayah selatan Peru. Penemuan berumla dari petunjuk seorang pemilik penginapan kecil yang menunjukkan sisa-sisa peninggalan suatu suku. Baru ketika dicari petunjuk lain dengan menyusuri wilayah gunung maka ditemukanlah kota hilang suku Inca yang berada di pegunungan Andes.

Perpaduan Kebudayaan
Meski telah hampir 100 tahun penemuan peradaban Inca terkuak, hingga kini masih banyak misteri yang belum terungkap. Peneliti dari Peru kembali melaporkan ditemukannya puing-puing bekas jalan, candi kuno, dan sistem irigasi yang dibuat pada awal berdirinya kota kerajaan Inca, Cuzco. Candi yang baru ditemukan ini menurut peneliti merupakan kebudayaan yang ada sebelum suku Inca melekat di Peru. Dilokasi ini ditunjukkan adanya pelaksanaan ritual kepercayaan dan juga perlakuan militer.

Ahli arkeolog Inca, Oscar Rodriguez mengatakan ada 11 kamar yang didalamnya tersimpan mumi dan patung. Bangunan ini sebagiannya adalah hasil renovasi bangunan lama yang disebut umurnya jauh lebih tua dari suku Inca sendiri. “Ini adalah perpaduan antara suku Inca dan kebudayaan suku sebelumnya, ini adalah konsekuensi,” ujar Washington Camacho, direktur Sacsayhuaman Archaeological Park. Bangunan ini diubah dari arsitektur sebelumnya yang itu adalah lebih kuno dibanding Inca.
Kebudayaan Yang Kejam
Peneliti menduga, ada kesamaan antara suku-suku yang tinggal diwilayah tersebut sama dengan kebudayaan Inca waktu berdiri. Suku ini kemungkinan menjadi penyembah matahari dan memiliki tradisi yang kejam. Setelah Inca muncul dan mengalahkan suku tersebut, maka warisan kebudayaan yang sama membuat Inca merenovasi dan membuat kepercayaan pada para dewa semakin kuat. Penemuan ini terungkap berdasarkan penemuan mumi anak-anak berusia 15 tahun yang diperuntukkan bagi sang dewa. Dari helai-helai rambut yang ada diketahui bahwa anak tersebut digemukkan sebelum dikorbankan.


“Kami mempelajari sejarah dari rambut anak ini untuk mengetahui cerita masa lalu,” ujar Andrew Wilson, seorang arkeolog di Universitas Bradford, Inggris dalam temuannya yang ditulis di Proceedings of the National Academy of Sciences, pada tahun lalu. Pengukuran radio isotop yang ada memperlihatkan, setahun sebelum anak tersebut dikorbankan, mereka diberi makanan mewah seperti daging dan jagung. Makanan ini adalah pengganti jenis makanan karbohidrat seperti kentang yang biasa dimakan oleh anak ini.

Tiga atau empat bulan sebelum dikorbankan, ritual anak ini lebih mengerikan. Tumbal yang sudah siap dibawa ke gunung dan pada periode itu diberi makan yang dicampur dengan racun. Bukti-bukti kematian mummy kecil yang dinamai Llullaillaco Boy ini sangatlah tragis. Selain racun juga ditemukan adanya indikasi kandungan obat halusinasi. Anak sebagai tumbal ini oleh peneliti diduga mati bukan karena racun melainkan karena suatu tragedi penyiksaan secara perlahan akibat halusinasi. Ini terbukti dari temuan pakaian yang melilit ketat dan tulang rusuk yang patah serta tulang panggul yang bergeser.


Mummy Suku Inca





Peninggalan Suku Inca

Machu Picchu
Bagi suku Inca dan masyarakat Peru secara keseluruhan, Machu Picchu yang dianugerahi Warisan Dunia oleh Unesco itu menjadi simbol kejayaan kerajaan suku Inca. Machu Picchu menjadi tujuan wisata yang tidak pernah sepi wisatawan yang penasaran melihat kecanggihan bangunan tembok batu di kota tua seluas 20 hektar denga 140 bangunan batu itu.

Bagian yang mengagumkan dari Machu Picchu ada pada kontruksi tembok batu raksasanya. Berbeda dengan Borobudur yang disusun dari batu mayoritas berbentuk kotak dan teratur rapi, tembok Machu Picchu dibuat dari batu granit seberat 50 ton yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda.
Bahkan, tidak ada rongga sedikit pun antara satu batu dan batu lain. Para ahli arsitektur menduga, suku Inca menggunakan teknik dry stone untuk membuat tembok raksasa. Teknik ini tidak menggunakan bahan material apapun untuk merekatkan batu. Batu hanya diatur tak beraturan seperti main puzzle, tetapi rapi karena batu-batu itu seperti dipotong agar pas satu sama lain. Cara Inca memotong batu-batu masih menjadi misteri sampai sekarang. Bahkan, batu-batu itu juga tampak seperti dipoles karena permukaannya yang mulus.


Ollantaytambo


Ollantaytambo terletak sekitar 80 km. NE dari Cuzco, pada ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut.Dalam bahasa Quechua sebagai gantinya, nama berasal dari kata Ollanta (Inca kapten) dan kata Tambo, turunan Spanyol dari "tampu" kata Quechua, yang berarti kota yang menawarkan penginapan dan makanan bagi wisatawan.Ollantaytambo menjadi dikenal secara luas karena drama tertulis dari 16. abad yang diwakili di teater pada tahun 1780. Sebuah kisah cinta-drama antara Ollanta umum (salah satu prajurit Inca yang paling terkenal) dan Cusi Coyllor, putri Pachacutec's.


Sacsayhuaman


Benteng Sacsayhuaman terletak di Peru. Hal ini terletak dekat kota Cusco, pada ketinggian 3.701 m. Pevnost awalnya berfungsi untuk melindungi kota. Dibangun pada tahun 1100 orang Killko asli. Pada 1200 diperpanjang kompleks. Pada 1536, orang-orang Spanyol menaklukkan benteng, yang dibongkar dan penduduk lokal yang dilayani sebagai bahan untuk membangun rumah mereka. Sacsayhuaman kekuatan hanya terbuat dari batu dan hanya menumpuk, di antaranya tidak sesuai dengan selembar kertas. Ini terdiri dari tiga halaman yang panjang terpanjang sekitar 400 m. Tinggi dinding mencapai 6 m. Bangunan ini digunakan sekitar 6000 m3 batu. Kekuatan Sacsayhuaman bahkan menahan gempa bumi yang melanda Cusco.


Quenko



Terletak pada ketinggian 3.580 meter di atas permukaan laut dan sekitar 6 km dari kota Cusco, reruntuhan Quenko yang sampai sekarang disimpan dalam kondisi sempurna berkat iklim dan campuran air dengan batuan panas yang terbentuk. Karena terletak di ketinggian, disarankan untuk semua wisatawan, berhati-hatilah dengan penyakit ketinggian yang menyebabkan efek pusing, mual, demam dan berkeringat dingin, sehingga dianjurkan membawa beberapa obat.

Mendapatkan ke reruntuhan ini tidak terlalu sulit karena harus mengambil jalan beraspal yang menghubungkan Cusco ke Lembah Suci dan di tempat yang indah ini Anda dapat menemukan beberapa unsur penting Peru kuno seperti saluran zigzag, ruang pengorbanan, saluran air, kursi dan yang terkenal Intihuatana. Untuk mengetahui lokasi-lokasi labirin (Labyrinth Quenko berarti dalam bahasa Spanyol) terletak di bagian bawah tanah situs ini.


Puca Pucara


Terletak 8 kilometer dari Cusco dan dalam taman arkeologi Sacsayhuaman kita menemukan situs arkeologi ini, tepatnya di bukit berbatu kecil di mana kita bisa melihat serangkaian formasi persegi panjang. Tertutup oleh dinding dan platform untuk penahanan, kita bisa melihat benteng dengan gudang, kamar, air mata air, sungai dan saluran air.


Tambo Machai


Terletak 1 kilometer dari lokasi Pucara Puca (9 kilometer dari Cusco), situs ini memiliki tingkat 3 dan dibangun dengan batu yang indah. Situs ini dikenal oleh tradisi sebagai Banos de la Ă‘usta (pemandian sang putri). Fitur utama dari monumen ini adalah adanya dua kristal air mata air yang mengalir melalui pintu air batu berukir sepanjang tahun. Sekitar 500 meter dari mata air, di atas salah satu tingkat kita dapat menemukan sebuah gua. Hal ini membuktikan bahwa situs ini adalah kuil yang didedikasikan untuk menyembah air. Dari sini mulai jaringan saluran air yang digunakan untuk irigasi teras petani, bahkan kita lihat bahwa pada bulan Agustus setiap tahun, penduduk daerah itu terus membuat persembahan kepada air mata air.


Peninggalan Lainnya





0 comments:

Posting Komentar